Selasa, 27 Maret 2018

Resensi Novel Pop

Resensi Novel yang Berjudul "Alma (Jejak yang Terserak dalam Buku)


Judul Buku : Alma (Jejak yang Terserak dalam Buku)
Pengarang : Lita Asghira
Penerbit : DAR! Mizan
Tahun Terbit : 2014 (cet. 1)
Kota Terbit : Bandung
Tebal buku : 168 halaman
ISBN : 978-602-242-541-0


Sinopsis :

 "Seorang Gadis yang berpetualang di dalam Buku Dongeng"


          Penulis novel Alma (Jejak yang Terserak dalam Buku) bernama Lita Asghira Prasetyo. Biasanya dipanggil Lita. Ia lahir di Palu, 25 Maret 1999. Bersekolah di SMA Al-Azhar Palu. Dia anak kedua dari 3 bersaudara, lahir dari pasangan Bapak Singgih B. Prasetyo dan Ibu Sherly Wuanya. Seri Pink Berry Club sengaja dibuat untuk menampung ide-ide para remaja, ajang curhat, cerita sekolah, dan khayalan-khayalan yang fantastis.

          ‎Novel Alma (Jejak yang Terserak dalam Buku) ini menceritakan seorang gadis yang bernama Alma dan adiknya yang bernama Sabita masuk ke dalam buku dongeng. Ketika Alma membacakan buku dongeng untuk adiknya, tiba-tiba ia dan adiknya tersedot ke dalam buku dongeng itu dan mereka terhempas di padang rumput yang sangat luas.
          Ketika Alma dan Sabita menelusuri tempat itu, mereka melihat gubuk kecil reyot dari kejauhan. Ketika mereka sampai di depan pintu, Alma mengetuk pintu itu dan muncul lah seorang gadis bernama Alissa. Alma dan Sabita tersentak kaget. Mereka tidak percaya yang ada di depan mereka sekarang adalah tokoh utama dari dongeng yang mereka baca. Akhirnya Alissa menyuruh mereka masuk ke dalam rumahnya. Saat Alissa menyuguhkan minuman kepada mereka, Alissa bertanya darimana mereka berasal. Alma dan Sabita pun kebingungan, akhirnya mereka pun berbohong bahwa mereka berasal dari suatu negara. Setelah itu mereka melanjutkan perbincangan tentang Desa Kenangan. Desa yang mereka tinggali. Karena dulunya Desa Kenangan adalah desa yang asri,subur, dan indah desa itu pernah dijajah dan pada saat itulah kedua orangtua Alissa menghilang entah pergi kemana. Alissa hanya hidup berdua dengan kucing kesayangannya yang bernama Pill. Gubuk tua reyot itu dulunya milik Pak Gevson, beliau sangat baik hati tetapi dua tahun yang lalu Pak Gevson telah meninggal. Agar Alissa dapat bertahan hidup, ia bekerja di peternakan sapi. Alissa bekerja pada hari Rabu, Kamis, dan Sabtu. Di lain hari ia membantu Bu Rheena, dia tinggal bersama anaknya yang bernama Trissa. Suaminya telah meninggal. Karena hari itu hari Selasa, Alissa pun mengajak Alma dan Sabita untuk ke rumah Bu Rheena. Bu Rheena dan Trissa sangat baik, mereka menyambut Alissa, Alma, Sabita, dan Pill begitu baik. Trissa sangat senang begitu banyak teman, Trissa memutuskan teman-temannya untuk menginap dirumahnya. Bu Rheena pun mengizinkan. Di dalam kamar, mereka bertukar cerita. Trissa mengatakan bahwa semua orang yang hilang dulu ada di Bukit Kehidupan. Termasuk orang tua Alissa. Bukit Kehidupan sangat jauh dari tempat tinggalnya. Tapi Alissa bertekad untuk mencari orang tuanya. Pagi hari ia sudah siap untuk berangkat, Alma dan Sabita pun jg ikut membantu.
          Alma, Sabita, Alissa dan Pill memulai perjalanan mereka. Saat langit mulai gelap akan turun hujan, mereka berteduh di pondok kecil dekat rumah petani. Saat berteduh mereka bertemu nenek yang sangat baik, nenek itu menawarkan tempat tinggal untuk semalam agar mereka terlindung dari hujan dan melanjutkan perjalanan besok pagi. Esok paginya mereka pun melanjutkan perjalanan. Mereka menyusuri jalan setapak di sebuah desa yang tidak jauh dari Desa Kenangan. Desa itu bernama Desa Sejahtera. Tiba-tiba Alma tertuju pada anak kecil yang menyendiri, dia bernama Hamie. Pakaiannya sangat kumuh dan kotor. Alma pun memberikan sedikit bekal yang ia punya. Hamie pun memberikan sebuah kompas untuk menuju ke Bukit Kehidupan.
          Saat mereka melanjutkan perjalanan, Sabita mulai lapar. Mereka pun mencari kios makanan dekat situ. Mereka menemukan kios yang pelanggan nya hanya satu karena mereka tidak mau berdesakan dengan orang-orang. Mereka membeli tiga roti dan tiga buah apel. Paman yang menjaga kios pun sangat baik. Paman itu bernama Paman Jack ia bercerita bahwa anaknya hilang saat ada penjajahan. Dan sekarang anaknya ada di Bukit Kehidupan. Alissa pun menawari Paman Jack untuk mencari keluarga mereka bersama-sama di Bukit Kehidupan. Lalu Paman Jack pun bersiap-siap pergi ke Bukit Kehidupan. Dia menutup kiosnya dan mengambil beberapa bahan makanan juga persiapan lainnya.
          Mereka menyusuri jalan setapak di Desa Sejahtera dan akhirnya keluar dari desa. Langit sudah mulai gelap. Mereka menemukan sebuah pondok yang kukuh yang sudah tidak digunakan lagi. Mereka memutuskan menginap di pondok itu untuk semalam. Paginya, mereka melanjutkan perjalanan. Alma tersentak saat melihat hutan yang sangat lebat. Mereka bertemu seorang anak laki-laki seumuran dengan Alma dan Alissa. Namanya Ben, dia juga berniat untuk mencari kakaknya di Bukit Kehidupan. Mereka pun melanjutkan menelusuri hutan lebat itu sambil main tebak-tebakan, bernyanyi, dll. Disaat itu juga mereka bertemu seorang Paman yang juga berniat untuk mencari istrinya di Bukit Kehidupan. Namanya Paman Harry. Ketika hari sudah sore mereka pun memutuskan untuk menginap di hutan.
          Pagi tiba, Alma, Alissa, Sabita, Ben, Paman Jack, Paman Harry, dan Pill bersiap melanjutkan perjalanan. Mereka pun akhirnya keluar dari hutan. Mereka sampai di sebuah sungai yang bernama Peace River. Sungai yang damai. Mereka pun istirahat sejenak sambil bermain air di sungai itu. Ketika sudah selesai, mereka pun melanjutkan perjalanan. Mereka ditawari tumpangan delman oleh seorang kakek dan berhenti di sebuah rumah kecil. Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi dengan berjalan kaki, mereka menemukan sebuah desa yang sudah ditinggalkan. Tidak ada satu orang pun tinggal disana. Tanpa disangka, seseorang muncul dari sebuah rumah. Dia menunjukkan jalan ke Bukit Kehidupan karena desa itu terdapat banyak lorong seperti labirin. Tetapi orang itu semakin mencurigakan, awalnya dia memberitahukan jalan, tiba-tiba orang itu menghilang. Mereka pun tersesat di lorong yang sangat gelap. Untungnya Alma mempunyai kompas yang diberikan oleh Hamie. Dengan bantuan kompas itu, mereka pun tertolong dan keluar dari lorong itu.
          Mereka terus berjalan hingga sampai ke sebuah jurang yang sangat curam. Jalan yang mereka lalui sangatlah sempit. Mereka harus merayap di tebing agar tidak jatuh di dalam jurang. Mereka harus beristirahat didalam gua yang ada di tebing itu karena sebentar lagi akan turun hujan dan mengakibatkan jalanan curam itu licin. Ketika hujan berhenti, hari sudah gelap. Tetapi mereka tetap melanjutkan perjalanan. Mereka sampai di sebuah Desa Kakao. Dan mereka diizinkan menginap di rumah kepala desa asalkan mau membantu memanen kakao untuk besok. Setelah selesai, mereka melanjutkan perjalanan. Melewati lembah, gunung, sungai, dll. Dan mereka beristirahat di pondok rumah dekat pantai.
          Keesokan hari nya mereka berjalan melewati desa gerabah, banyak sekali hasil pembuatan dari tanah liat itu, seperti guci. Untuk semalam, mereka menginap di rumah kepala desa gerabah dan membantu membuat kerajinan dari tanah liat. Mereka pun melanjutkan perjalanan lagi, kali ini mereka sampai di desa luwak. Banyak sekali hewan luwak disana, dan kotorannya pun dijadikan kopi. Mereka semua belajar membuat kopi luwak oleh kepala desanya. Mereka pun melanjutkan perjalanan. Kali ini Bukit Kehidupan sudah dekat, Alissa bertanya ibu nya tinggal dimana dan mereka pun akhirnya bertemu. Alissa menemukan orang tuanya, Paman Jack menemui anaknya, Paman Harry menemui istrinya, dan Ben menemui kakak tercintanya. Alma kebingungan bagaimana caranya ia pulang, ia membaca dongeng lagi. Alissa memberikan sebuah kalung cantik dari rangkaian bunga-bunga. Alissa dan Alma berpelukan. Tiba-tiba bunda membangunkan Alma untuk sholat Ashar, ternyata itu hanya mimpi. Tetapi kalung yang persis diberikan oleh Alissa ada di kasurnya. Esoknya di kelas Alma kedatangan murid baru bernama Alinda. Alma menjadikan Alinda sahabatnya. Alinda pun persis seperti Alissa.




Kelebihan :


1. Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang digunakan sehari-hari atau bahasa gaul.
2. Cerita novel ini mengajarkan artinya persahabatan dan keluarga.
3. Terdapat bonus cerita dibagian belakang novel.


Kekurangan :


1. Covernya kurang menarik.

2. Ada beberapa kata yang kurang dipahami.


Penilaian :


Novel ini menceritakan tentang seorang gadis bersama adiknya yang masuk kedalam buku dongeng yang mereka baca, didalam novel itu mereka berpetualang untuk menemukan keluarga yang hilang. Novel ini mengajarkan kita pentingnya arti keluarga dan persahabatan. Novel ini cocok dikonsumsi untuk remaja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi (2)

Curahan Hati Gelap malam menyelimuti.. Bintang bintang menyinari.. Alunan musik menyentuh hati.. Terbayang bayang kekasih hati.. Ma...