Minggu, 18 Maret 2018

Resensi Novel Klasik

Resensi Novel Klasik yang Berjudul “Sengsara Membawa Nikmat”


Judul Buku   : Sengsara Membawa Nikmat
Pengarang    : Tulis Sutan Sati
Penerbit        : Balai Pustaka
Tahun Terbit : 2001
Kota Terbit   : Jakarta
Tebal Buku   : 192 Halaman
ISBN            : 979-407-360-1

Sinopsis :
               Tulis Sutan Sati lahir pada tahun 1898 di Bukittinggi dan meninggal pada zaman Jepang. Beliau adalah penyair dan sastrawan Indonesia Angkatan Balai Pustaka. Karya-karyanya terdiri atas asli dan saduran, baik roman maupun syair.

Novel Sengsara Membawa Nikmat ini menceritakan dua orang pemuda yang bermusuhan karena sifat iri dan dengki. Kacak, ialah kemenakan Tuan Laras yang mempunyai sifat sombong dan congkak. Ia sangat dibenci orang, berbanding terbalik dengan Midun, musuh bebuyutannya. Midun mempunyai sifat yang baik hati, murah senyum, badannya bagus, kuat, dan sehat. Midun sangat disukai oleh orang-orang, ia pun mengajar ngaji dan pandai bersilat.

Suatu sore, di pasar sedang mengadakan sepak raga. Maun, sahabat Midun mengajak untuk ke tempat itu. Awalnya Midun tidak mau karena Kacak akan hadir diacara itu. Ia sangat tidak nyaman dengan tatapan tajam dan dengki Kacak yang ditunjukkan kepada dirinya pada saat acara Maulid Nabi. Tetapi karena Maun memaksa, akhirnya Midun menyutujui ajakannya. Dipasar itu sudah sangat ramai, warga dari penjuru lain pun ikut menonton sepak raga itu, saat Kacak datang permainan pun dimulai. Awalnya mereka bermain dengan sangat baik. Ketika Kacak mengoper bola ke Midun, ia bisa mempertubi-tubikan sepaknya sampai sepuluh kali. Kacak sangat kesal melihatnya, ia pun menyombongkan diri bahwa ia lebih pandai dibandingkan dengan Midun. Saat Midun mengoper bola kepada Kacak, ia hendak melompat sambil menyepak raga. Tetapi, kaki kiri Kacak tergelincir dan akhirnya pun terjatuh. Para penonton hanya menahan tawa, mereka takut karena Kacak adalah kemenakan Tuan Laras. Kacak sebenarnya sangat malu dan menahan sakit. Disana akhirnya terjadi pertengkaran antara Kacak dan Midun. Midun tidak pernah membalas pukulan dari Kacak, yang Midun lakukan hanyalah menghindar dari tinjuannya. Berita mereka bertengkar pun menyebar dengan sangat cepat.
              Pada suatu hari, istri Kacak terjatuh kedalam sungai dan dia hampir terbawa arus. Pada saat itu, Midun yang sedang berada di dekat tempat kejadian langsung menyelamatkan orang itu. Namun pertolongan Midun tidak ditanggapi oleh Kacak, bahkan ia menuduh Midun akan memperkosa istrinya sehingga Kacak menantangnya untuk berkelahi. Akhirnya Midun yang memenangkan perkelahian itu. Kacak semakin dendam kepada Midun, ia pun mengadu kepada Tuannya Laras memfitnah bahwa Midun hendak memperkosa istrinya. Tuanku Laras percaya pada laporan Kacak, akhirnya Midun dihukum bekerja di rumah Tuanku Laras tanpa upah.
               Kacak ditugaskan Tuanku Laras untuk mengawasi Midun, Kacak menggunakan kesempatan ini untuk mencelakai Midun. Midun hanya bersikap sabar. Keberadaan Midun menjadi penghalang bagi Kacak untuk berbuat sesuka hati, ia tidak rela Midun masih ada di kampung mereka. Untuk melaksanakan niatnya, Kacak menyewa pembunuh bayaran bernama Lenggang. Usaha untuk melenyapkan Midun itu mereka laksanakan disaat perlombaan kuda di kampung itu. Sewaktu Midun dan Maun sedang menonton pacuan kuda itu, secara tiba-tiba diserang oleh Lenggang. Perkelahian pun terjadi, mereka kemudian ditangkap oleh tentara kompeni dengan tuduhan membuat huru-hara. Maun dinyatakan tidak bersalah dan Midun yang bersalah. Akhirnya Midun dan Lenggang dijatuhi hukuman penjara di Padang. Didalam penjara ia diperlakukan  tidak wajar dari sipir-sipir penjara. Berkat nasihat Gempa Alam sipir yang membawanya ke penjara itu, Midun akhirnya tabah menjalani cobaan hidupnya.
               Suatu hari Midun sedang melakukan pekerjaan sehari-harinya, ia sedang menyapu dibawah pohon kenari, ia menemukan seuntai kalung berlian. Ternyata kalung itu milik seorang gadis yang bernama Halimah, rumahnya tidak jauh dari penjara. Kalung itu pun dikembalikan oleh Midun ke rumah si gadis itu. Perkenalan Midun dan Halimah pun berlanjut. Halimah bercerita bahwa ia tinggal dengan ayah tirinya. Setelah Midun lepas dari hukuman penjara, Halimah meminta kepada Midun supaya melarikan diri dari rumah. Karena ia dipaksa oleh ayah tirinya seorang laki-laki Belanda yang sejak dahulu mengurus dirinya dan ibunya. Usaha Midun dibantu oleh Pak Karto (seorang dapur penjara) dan Midun membawa lari Halimah ke Bogor,  tempat ayah kandungnya.
                 Ayah Halimah sangat baik, dia sangat senang Midun bersedia tinggal bersama mereka. Midun merasa tidak enak selama tinggal dengan keluarganya Halimah karena ia hanya makan dan minum saja. Akhirnya Midun pergi ke Jakarta untuk mencari pekerjaan. Dalam perjalanan ia berkenalan dengan saudagar Arab yang sebenarnya adalah seorang rentenir bernama Syekh Abdullah Al-Hadramut. Mengetahui maksud Midun pergi ke Jakarta, Syekh Abdullah memberi pinjaman uang untuk modal Midun berdagang. Dengan modal itulah, Midun memulai usahanya yang ternyata lambat-laun terus mengalami kemajuan. Berkat ketekunannya, usaha Midun berkembang pesat sehingga membuat syekh Arab itu iri. Ia pun menagih utang Midun dengan jumlah melebihi besarnya pinjaman Midun. Midun menolak karena hutangnya telah dihitung berlipat ganda. Gagal menagih Syekh menagih dengan cara lain, ia bersedia Midun tidak membayar hutang (dianggap lunas) jika Midun menyerahkan Halimah kepadanya. Tentu saja ini membuat Midun dan halimah marah. Akhirnya orang Arab itu mengadukannya ke Kompeni, dan Midun ditahan.                                                                                    Di hari Midun bebas, Midun jalan-jalan ke Pasar Baru. Disana Midun melihat seorang pribumi menyerang seorang Sinyo Belanda. Midun lansung menolong Sinyo Belanda. Sinyo Belanda itu sangat berterimakasih kepada Midun, dia mengenalkan Midun pada orangtuanya. Ternyata kemudian diketahui bahwa orang tua sinyo itu adalah Hoofscommissaris di Betawi. Dan sebagai tanda terima kasih, Midun ditawari kerja di sana sebagai sekretaris. Tak lama kemudian Midun melamar Halimah. Midun dipindahkan menjadi menteri kebijakan di Tanjung Priok. Ketika Midun sedang melaksanakan tugasnya ke Medan untuk melacak gerombolan pengedar opium, Midun bertemu dengan Manjau adiknya. Manjau memberitahu Midun bahwa ayahnya sudah meninggal, dan harta kekayaan peninggalan ayahnya sudah habis. Selain dipakai untuk kehidupan sehari-hari juga diambil oleh keponakan ayahnya yang merasa berhak mendapat waris. Kacak yang kini sudah menjadi Tuanku Laras menggantikan mamaknya, semakin menjadi-jadi. Manjau dan Miun kini sudah kawin dengan adik Midun selalu menjadi sasaran kekejaman Kacak. Sekembalinya ke Betawi, Midun mendatangi Hoofd-commissaris untuk mengutarakan keinginannya pindah ke Bukittinggi, dengan alasan ingin bekerja di tanah kelahirannya. Kantor itu pun mengijinkan. Kemudian Midun sekeluarga pindah ke Bukittinggi. Kebetulan Asisten Resident Bukit tinggi ia ditempatkan sebagai Asisten Demang di daerahnya. Tentu saja hal ini membuat kalang kabut Kacak musuhnya malu dan takut, kecurangannya menggelapkan uang negara terbongkar oleh Midun, akhirnya Kacak pergi meninggalkan kampungnya, dan tak pernah kembali lagi. Setelah berkumpul kembali dengan seluruh keluarga dan sahabatnya, mulailah Midun memerintah negeri ini dengan gelar Datuk Paduka Raja.

Kelebihan :

Novel ini sangat cocok untuk orang yang menyukai sastra lama
Novel ini sangat kental akan tradisi atau adat Minangkabau
Mengajarkan kita arti dari kesabaran dan hasil dari apa yang kita lakukan
Ada beberapa kutipan yang baik

Kelemahan :

Penggunaan bahasa melayu yang sulit dimengerti
Ada beberapa kalimat yang tidak dapat diartikan karena perpaduan bahasa melayu dan Minangkabau

Penilaian:

Novel ini direkomendasikan untuk yang suka membaca sastra lama, pesan moral dalam novel ini juga sangat banyak. Novel ini bisa dikonsumsi untuk remaja sampai dewasa.

1 komentar:

  1. Casinos near me - JT Hub
    Casinos 1 - 12 of 63 김천 출장샵 — Casinos 문경 출장마사지 1. Choose between two or more casinos. If 밀양 출장샵 you want to find out 구미 출장안마 more about the most popular casino sites in the world, check 군산 출장마사지 out

    BalasHapus

Puisi (2)

Curahan Hati Gelap malam menyelimuti.. Bintang bintang menyinari.. Alunan musik menyentuh hati.. Terbayang bayang kekasih hati.. Ma...